Jadikan cintaku pada Mu ya Alloh
berhenti di titik keta’atan
Meloncati rasa suka dan tak suka
Karena aku tahu, mena’ati Mu dalam hal yang tak kusukai
Adalah kepayahan, perjuangan, dan gelimang pahala
Karena seringkali ketidaksukaanku,
Hanyalah bagian dari ketidaktahuanku
(Jalan Cinta Para Pejuang)
Empat Huruf
“kumandang cinta mewarnai bergantinya hari, bukanlah hari-hari biasa”
Nada dering sms hpku berbunyi.. terlihat tulisan “Ishak GM” di layarnya. Kubuka sms itu. “Ihmas wa Istaqim” begitulah pesan singkat dari saudaraku yang kucintai karena Alloh (insya Alloh), Muhammad Ishak, sebut saja begitu (bukan nama yang tidak sebenarnya). Tanda Tanya mulai muncul di pikiranku karena sebelumnya al akh memberitahukan sudah ada pengumuman instansi penempatan di stan.ac.id. ku balas smsnya. “an msk apa akh” “BPKP” jawabnya singkat.
Deg… empat huruf di layar hpku itu membuatku terdiam sejenak, tambah terasa berat kepalaku yang saat itu sedang sakit. Empat huruf itu seperti gempa yang meruntuhkan tiang-tiang impianku, empat huruf itu bak tsunami yang menghanyutkan taman citaku, empat huruf itu laksana puting beliung yang menerbangkan istana harapanku, empat huruf itu…
Ya, memang seperti kata Charly St 12 “ tak pernah terpikir olehku, tak sedikitpun kubayangkan” tak terpikir olehku bahwa empat huruf itu akan menjadi tempatku merajut impian. Cita-citaku yang ku tulis dalam “life plan” bukanlah di sana. Bukan, bukan di sana.
Alhamdulillah.. Ilahi Robbi menyadarkanku rasa itu tak lama membelenggu hati dan pikiranku, tak ada gunanya meratapi nasib, menyerah pada keadaan dan terpuruk dalam diam.
Bergerak!!! segera kualihkan sudut pandangku, kunyalakan kembali cahaya harapan yang sempat padam, ku buka lembaran hikmah yang tersembunyi. Ku ingat kembali perjalananku menapaki Jalan Cinta Punggawa Keuangan Negara.
Surat Cinta Penggugah Jiwa
Disaat kegalauan hatiku yang tak tentu, ku teringat sebuah surat cinta penggugah jiwa, menampar jiwaku dan mengembalikan kesadaranku:
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (As-shaff: 2-3)
Hari Selasa, tepatnya tanggal 17 November 2009 aku diminta untuk memberikan “pembekalan” bagi teman-teman pasundan (paguyuban mahasiswa stan dari kota hujan) yang juga lulus tahun 2009. Salah satu hal yang aku sampaikan seperti ini:
“Tentu kita berharap dapat ditempatkan di instansi yang kita cita-citakan selama ini. Ghirah (semangat) kerja kita mungkin akan tinggi dalam profesionalitas berkerja jika berkerja di tempat yang cocok dengan jiwa kita, keinginan kita. Tapi Alloh lah yang lebih mengetahui segala sesuatu yang terbaik bagi kita.” Seperti yang kutuliskan dalam Jalan Cinta Punggawa Keuangan Negara pada tulisan sebelumnya. Aku juga menyampaikan surat cinta peneguh jiwa:
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.s. 2; 216)
Ya, aku telah menyampaikannya, lalu mengapa aku tak melakukannya? Maka ku pancangkan kembali tiang-tiang impian itu, ku tata kembali taman cita itu, kubangun kembali istana harapan itu. Seperti kata “koes plus” “tak berguna, kau bersedih hati”, karena bersedih hati tak akan mengubah apapun. Sebaliknya semangat dan optimis akan mampu menggerakan otot-otot yang lemah, sendi-sendi yang kaku, dan tulang-tulang yang rapuh.
bpkp keren...
BalasHapussemua orang mengakui bahwa kompetensi audit dan asistensinya sangat...sangat keren...
kpk jg byk bgt bpkpnya..
keren...
pantesan di inbox tadi kok kayaknya pernah kenal kalimat2 awal itu, ternyata benar, jalan cinta para pejuang...
BalasHapusDi manapun instansinya, insyaAlloh di sanalah peran kita diperlukan.
BalasHapusSeperti halnya penempatan daerah nanti.
Di manapun daerah penempatan kita, yakinlah bahwa di sanalah Alloh menginginkan kita untuk berkontribusi.