Sedih? iya, kecewa? banget… Istana harapanku untuk kuliah di tempat impian *TB atau STAN runtuh sudah, seperti diguncang gempa 9 S.R. disusul tsunami lalu gunung meletus (lebai bgt sih..) luluh lantak menjadi puing-puing tak beraturan. Lemas rasanya tubuh ini, tatapan jadi kosong menahan aliran air dari dua sumber. T.T begitulah kira-kira rasanya saat ga masuk *TB, STAN pun tak sampai. Waktu itu hanya sedikit dari sekolahku yang bisa menembus USM STAN, ada Mayestika Chairun Nisa, Beny Jaka, dan Brigita Ceranita.
Beruntung memiliki ibu yang sangat pengertian dan perhatian, ia tak membiarkanku berlarut dalam kesedihan. Dengan kata-katanya yang lembut ia membisikan bahasa kehangatan cinta yang membangkitkan semangatku, senyumnya hilangkan sedihku, belaian kasih sayangnya menyalakan cahaya harapan baru. (terima kasih ibu, I Lup Yu Peri mac)
Ya, memang tak berguna jika hanya terjebak dalam lingkaran penyesalan, kesedihan dan kekecewaan yang mengarah kepada keputusasaan.
“… janganlah kamu berputus asa dari rahmat Alloh, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Alloh, melainkan kaum yang kafir.” (Q.s. Yusuf: 87)
Biarlah semua itu menjadi hikmah yang menumbuhkan kesadaran dan kedewasaan. Dunia ini masih luas dan harapan itu masih banyak.
“ dunia ini masih seluas yang kau impikan
Tak perlu kau simpan luka itu sedalam yang kau rasa
Memang ada waku agar kau bisa kembali semula
Percayalah padaku kita kan bisa melewatinya…”
(jangan bersedih by edcoustic)
Ku kumpulkan kembali puing-puing istana harapan yang berserakan, kan ku bangun kembali istana itu, bahkan lebih kokoh, lebih megah dan lebih Indah dari sebelumnya. Kutanamkan azzam itu dalam dada, selama masih ada setitik harapan, kan kuperjuangkan sampai titik darah penghabisan. (UwoW…)
Kali ini panggilan jiwaku (halah..) mengarah pada satu titik, cukup satu titik saja agar lebih fokus. STAN masih menjadi harapanku, impianku. Kan kucoba lagi tahun depan dengan persiapan yang lebih matang dan strategi yang lebih cermat dari pengalaman keberhasilanku yang tertunda (pikirku).
*****
Waaah…………….. ternyata ga enak banget jadi pengangguran, mending kalo pengacara (pengangguran banyak acara) ini… hari demi hari kulalui, sepi menemani jalan ini, sehari berasa sebulan, seminggu berasa setahun (super hiperbola a.k.a lebaaay), perasaan menjadi beban orang tua pun tak bisa dihindari walaupun pada kenyataanya tidak ada orang tua yang merasa terbebani dengan anak-anaknya.
Semangat yang membara itu perlahan pudar tergerus oleh rasa kesedihan dan penyesalan yang kembali menyeruak kedalam hati ketika jiwa ini kosong dalam lamunan, terlebih lagi melihat teman-teman yang sudah memulai KE-EXCITED-AN kehidupan barunya di kampus impian mereka. Ah, serasa tertinggal jauh di belakang diriku ini.
TETAPLAH BERSEMANGAT DENGAN SEMANGAT YANG TETAP, kata-kata sahabat dekatku itu melintas dalam pikiranku, kata-kata yang ia gunakan dulu untuk menyemangatiku ketika sedang “terjatuh”.
Kata-kata yang sederhana namun penuh makna, tetap semangat dengan semangat yang tetap menunutut sebuah kata yang berat “istiqomah” konsisten dalam menjaga nyala api cahaya harapan. Kucoba mengubah perspektif, bisa tapi sulit menjadi SULIT TAPI BISA.
Kuingat kembali tujuan awalku, ku ingat kembali pengorbanan orang tuaku, apakah kan ku sia-siakan perjuangan mereka? Apakah ku rela mengalirkan air mata kesedihan dari kedua mata sucinya? Apakah aku tega melukai hatinya? Apakah ku ingin melihatnya kecewa karena kelemahan sikapku? TIDAK.. TIDAK.. sekali lagi TIDAAAAAAAAAAAAAK…..
Lembaran demi lembaran buku latihan USM STAN kubaca dengan seksama, soal-demi soal ku lahap (bukan berarti di makan lho ya, icha ga suka makan kertas). Tapi ada saja rasa jenuh menghampiri. Menunggu satu tahun rasanya sungguh sangaaaaaat lama sekali bangeets.
Alhamdulillah, rasa kejenuhan itu sedikit terobati dengan aktivitas yang bermanfaat. Mengajar anak-anak sekolah pelajaran matematika, bahasa Inggris, dan komputer.
Waktu pun terus berlalu tapi masih cukup lama hingga ujian masuk STAN kembali dibuka. Ku coba mencari pekerjaan dari iklan lowongan kerja di koran. Ada yang cukup menarik untuk di coba, menjadi supervisor di sebuah perusaah yang baru berdiri (lupa namanya). Hm… bolehlah dicoba…
Persyaratan yang dibutuhkan telah kusiapkan, so langsung tancab menuju TKP. Interview pun berjalan mulus, terus ada training untuk pegawai baru. Kami (saya dan teman-teman seperjuangan) diajak ke suatu tempat untuk training… taunya eh taunya, ternyata eh ternyata… disuruh jualan jam tangan dan dompet, ngelamar jadi supervisor kok malah jadi sales???? GubRakkZzz dah…. Ga habis pikir, di pikir ga habis-habis. Jualannya pake cara yang ga ahsan lagi. Masa buat narik perhatian warga pake bilang kalo saya adalah seorang ARTIS SINETRON, tepatnya sinetron ABG (waktu itu lg in) yang sedang mengawasi kerja dia (trainer). Halaaaah… GuBrak lagi deh.. parahnya lagi orang-orang percaya lagi, sampai ada yang teriak “ mamah, ada artis, ada artis” emangnya saya mirip artis gitu??? :p
Jelas itu bener-betul NGAWUUUUR…. GAK EXCITED BANGET dah…. Itu Penipuan namanya, bukan hanya kepada para pelamar kerja tapi juga ke masyarakat. (warga yg di maksud, maaf ya…) Hari itu juga langsung mengundurkan diri.
****
USM STAN semakin dekat, aku semakin giat mempersiapkan diri menghdapinya. Pembukaan kembali SPMB tak lagi kuhiraukan karena aku ingin fokus pada satu tujuan, lulus USM STAN. Rupanya aku tak sendirian, teman SMAku, Jim Raynuddin yang bernasib sama tidak lolos usm stan tahun lalu juga berniat mencoba kembali menaklulan 180 soal ajaib dan bersaing dengan ratusan ribu orang.
Hari yang ditunggu pun datang, pendaftaran USM STAN telah dibuka. Kami, aku dan jim mendaftar bersama, tp karena tahun lalu ke kampus STAN naik mobil temen, jd ga ngerti jalur angkutan umum kesana. Alhamdulillah, ada Mayestika Chairun Nisa, teman SMA yang lebih dahulu sukses menembus USM STAN menjadi tempat bertanya.
Terminal Baranang siang, naik bis jurusan lebak bulus, terus naik angkot S08 turun di pondok ranji terus naik lagi D09 turun di kampus STAN, begitulah kira-kira informasinya. Then, kami berangkat ke terminal baranang siang, bingung bis yang menuju lebak bulus yang mana. Terdengar ada yang bilang lebak bulus-lebak bulus.. langsung saja naik bis tersebut. Ternyata eh ternyata kami malah diturunkan di parung, “mas samapai sini ya…” gubrakzzzz (lagi dan lagi)
Weleh weleh… mau ke lebak bulus kok malah diturunkan di Parung, untung masih siang jadi ga ada “penampakan”. Pengen protes, tapi mau gimana lagi, rupanya salah naik bis, seharusnya naik bis Agra Mas warna merah yang lewat jalan Tol. akhirnya naek angkot yang menuju lebak bulus dar Parung, tapi nge-Time nya poool lama banget dah gitu panas pula. Huaaaaaa…. Bener-bener di uji nih kesungguhannya.
Alhamdulillah, akhirnya nyampe juga di kampus walaupun dengan keringat membasahi tubuh. Tapi…. Waktu pendaftaran dah hampir habis, langsung dah grubag-grubub menuju gedung G, tempat pendaftaran. Bagusnya waktu itu ga terlalu ngntri jadi masih bisa daftar.Fiuuh… beres juga dan seneng dapet tempat ujian di Kampus STAN, kalau tidak salah di ruang C105. UwoW….
****
Dag.dig.dug… ujian udah di depan mata, biar persiapan lebih mantap dan tidak tergesa-gesa kami menginap di kosan teman yang juga lebih dahulu sukses menembus USM STAN, Beny Jaka (thanks bro). Bukannya belajar kami malah asyik ngobrol ngalor ngidul (biar ga stress) hehe… malah sempet di ajakin maen PS juga lagi UwOw.. Excited Sekali…
Paginya langsung tancab gas ke TKP, C105 menjadi saksi sejarah perjuanganku (saya lupa tempat ujiannya Jim). Tampil sebagai veteran, aku lebih PeDe dari yang lain, tapi tetap saja ada rasa kekhawatiran tidak lolos seperti tahun sebelumnya. Soal demi soal pun kukerjakan dengan cukup lancar walaupun ditemani suara gemuruh AC yang SANGAR….
Alhamdulillah beres juga ujian selama tiga jam itu. Agak sedikit ragu, karena soalnya agak sedikit lebih sulit dari pada tahun kemarin, tapi ikhtiar optimal sudah dilakukan dan tinggal menunggu kabar terbangunnya istana impian, atau luluh lantak lagi sebelum selesai dibangun…
===to be continued===
Next piece: “ Man Jadda Wa Jada”
UwOw
BalasHapusexcited sekali!!
hihiihi.. geli..
salam kenal dik icha! //jadi berasa manggil sinicha biru//
-_-'
BalasHapusparah.
Kunkun
Wah.. Ihiy.. Cie?
BalasHapusknapa??adaygsalah??
BalasHapusSalam kenal jg mb Dayu...
BalasHapusHe2, wkt d bem jg srg ktuker icha biru sm ane..
(yg komen sebelumx td kunkun lho)
namanya juga P E R J U A N G A N..!!
BalasHapusSetelah diterima benar2 excited ya? Alhamdulillah...
BalasHapusBtw waktu dulu saya masih suka "keliaran di kampus" ant di mana sih? Maksudnya, kok saya baru kenal ant akhir2 ini... :)
Wah mas salim mendahului cerita niy hehe, insya Alloh d critakn di potongan2 episode selanjutnya ^^
BalasHapuswah, mgkn ane aja yg kurang gaul mas, pdhl ane dah knal/tau antm dr dulu....
Cha, perjuangan memang tdk mudah...
BalasHapusmayestika? sempet 1 bidang di dinamika
BalasHapusben jeck? kenal, tapi g akrab2 banget
cera? lumayan akrab laahh...tonkrongannya di sekre TPP
C105, ente di barisan depan, ane di paling belakang bro, kita seruangan :) Alhamdulillah lulus lancar walopun ente sempat ketinggalan BPU di ruang ujian hehehe...
BalasHapusWah, nongol lagi d mari setelah hampir 10 tahun hehe...
BalasHapus