Tahukah kamu seperti apa rasanya patah hati? Kata orang, patah hati seakan menjadikan runtuh langit itu, pecahannya menghujam dada, perihnya pun tak tertahankan, membuat diri ingin mati saja.
Tapi patah hatiku tidaklah begitu.
Bermula dari sebuah panggilan telepon yang tak pernah terkira akan menjadi pertanda kiamat kecil bagiku. Karena saat gadis itu meneleponku, tak ada nada yang berubah pada suaranya. Kami lalui waktu dengan perbincangan seperti biasa, sekedar bertanya kabar dan berbagi tentang apa yang kami lakukan hari ini. Dan seperti biasa pula, akulah yang pertama menyudahi pembicaraan itu. Akulah yang biasanya menutup telepon terlebih dulu. Tak peduli apakah dia, atau aku yang menelepon.
Namun sekitar sedetik setelah kuucapkan salam, ia menahannya. Dengan runtun kalimat yang menjelma bagai maut.
“Tunggu,” ujarnya. “Ini akan menjadi telepon terakhirku untukmu. Aku akan menikah bulan depan. Prosesnya cepat sekali. Aku bahkan tidak mengenalnya sebaik aku mengenalmu. Aku sedemikian gugup hingga tak tahu kapan harus memberitahumu tentang hal ini.”
Dan mengapa, setelah ia katakan itu, dunia serasa bergerak lambat? Mengapa seakan saat itu aku berdiri sendiri tanpa satu pun manusia lain di bumi? Lalu kenapa aku merasa tulang-tulangku lolos dari tubuh ini?
Ini adalah manipulasi terhadap jiwa. Karena tak pernah sedetik pun aku merasa mencintainya. Bukankah aku tak pernah memikirkan dia? Setidaknya setiap aku mengingatnya, yang ada hanyalah perasaan sebagai seorang teman biasa.
Hubunganku dengannya terwakili oleh SMS, telepon, dan ruang-ruang pribadi padaYahoo Messenger. Ia pun menyambutnya dengan kebaikan yang terasa tulus bagiku. Dan aku sangat menyadari, bahwa akulah yang selalu memutus percakapan terlebih dulu. Selalu seperti itu. Ia seakan tak mau dan tak sanggup menyudahi pembicaraan kami, baik dalam SMS, telepon, maupun ruang-ruang pribadi pada Yahoo Messenger. Karena itulah dia seperti selalu terdiam dan menunggu. Menunggu hingga aku mengucap salam dan pergi.
Suaranya kini terdengar begitu jauh. “Aku hanya ingin menanyakan hal ini. Pernahkah kau melihatku? Adakah kau sadar bahwa aku selalu ada di sisimu?”
Aku pun ingin bertanya padamu. Apakah air matamu jatuh saat kau katakan itu? Karena itu yang sedang terjadi padaku.
“Kumohon jawablah.”
Tidak bisa. Aku adalah lelaki. Aku tidak seperti dia, yang begitu mudah mengungkapkan perasaannya. Yang mudah menangis hanya dengan menonton film drama bodoh, yang sering tertawa bahkan saat cerita yang kusampaikan tidaklah begitu lucu.
Tidak bisa. Egoku terlalu besar untuk menjawab pertanyaannya. Aku tak bisa mengakui bahwa hanya dialah yang kuhubungi saat aku merasa lelah, kesal, dan marah. Di saat aku senang maupun berduka. Aku tak bisa mengakui bahwa namanya lah yang kucari pada daftar phone book di telepon selularku.
Itu pasti bukanlah cinta. Karena aku hanya butuh seseorang untuk berbagi. Itu saja.
“Baiklah, aku harus pergi sekarang,” ia berkata dengan perlahan, seakan memberiku kesempatan untuk berkata sesuatu. “Aku akan mengirim undangan pernikahanku lewat pos. Aku tak bisa menghubungimu sesering dulu. Tak mungkin bisa, karena aku sejatinya akan mempunyai seorang teman yang kelak benar-benar bisa melihatku dan menghargaiku. Dan apakah kau tahu? Aku terkadang masih berharap bahwa itu adalah kau.”
“Tapi kau tetap, adalah teman baikku,” katanya dan kurasakan ia tersenyum. “Selamat tinggal.”
Ia menutup telepon. Selama ini, ia tak pernah melakukan itu. Selalu aku, aku yang harusnya menutup telepon terlebih dulu.
“Dan apakah kau tahu? Aku terkadang masih berharap bahwa itu adalah kau.” Kata-kata itu masih terngiang. Dan aku pun masih berdiri dengan ponsel di telinga. Menunggu kau datang ke hadapanku dan tertawa, mengatakan bahwa ini semua adalah lelucon. Tolong katakan padaku, kau tadi becanda.
Tapi ia tak kunjung datang. Tak pernah lagi menghubungi. Dan nyata-nyata kusadari bahwa aku merindukannya. Merindukan ia yang sebentar lagi akan menjadi milik orang lain untuk selamanya.
Maka apakah ini cinta?
Tahukah kamu seperti apa rasanya patah hati? Kata orang, patah hati seakan menjadikan runtuh langit itu, pecahannya menghujam dada, perihnya pun tak tertahankan, membuat diri ingin mati saja.
Tapi patah hatiku tidaklah begitu.
Aku telah patah hati sebelum kusadari bahwa aku mencintainya. Tolonglah aku, karena rasanya lebih sakit dari itu semua.
sumber: http://rarasati.multiply.com/
pusing liat tema nya.
BalasHapustulisannya kagak kliatan pak.
iya, bentar tak ganti dulu...
BalasHapuskomen pertama aja udah nggak nyambung.. -_-'
BalasHapussepertinya tulisan pak pri seakan menjadi 'kunci' bagi 'kotak-kotak' yg lain
lelaki sering begitu, konon..
BalasHapustidak bisa mengenali perasaannya, begitu tau perempuan bakal melangkah, baru deh merasa kehilangan.
inget postingan yg pohon, daun, dan angin kan?
taqobbalallohu minna waminkum ikhwatiifiellah..
BalasHapus/menarik/
keknya pernah dapet cerita seperti ini... agak mirip... dalam video.
BalasHapusmengapa 2 sahabat itu akhirnya tidak menikah karena di ending cerita ketahuan bahwa dua2nya laki-laki....
haha...
ast...
BalasHapusdulu kuliah di stan apa psikologi sih?
pakar banget soal perasaan dan hati
ada ruang yang telah terisi, sekonyong-konyong akan terasa kosong karena kepergian seorang sahabat. laki-laki ataupun perempuan, sama saja.
BalasHapusowh...
BalasHapusjika dua perempuan, patah hati juga g dek ute?
baca, Fit..
BalasHapusIqra'.
^ ^v
bu Nee... di marahin mba Ocha tuh :p
BalasHapuskami kan serasa semenyala ^^
BalasHapusTaqobbal ya kariim...
BalasHapusapanya yg menarik akh?
o....
BalasHapuskonon lagi konon lagi...
BalasHapuskami, lelaki lebih merasakannya...
Gubrakz, durukduk DUaaaaRRR......
BalasHapusayaayawae dek ute ini...
Sembilan sama mpit...
BalasHapushmm, gitu ya...
BalasHapuskunci kotak?
BalasHapuskeknya malah lebih patah hati deh, mbak...
BalasHapus:saya gak rela saya gak relaaaa:
tapi mau gimana lagi...
mengharapkannya tidak menikah dan menjadi sahabat kita seutuhnya...?
: tidak mungkin tidak mungkinnnnnn:
=ute dungdung=
menarik, selalu saja seperti itu..dan biarkan seperti itu.
BalasHapus/ingin menjadi sama sekali berbeda/
baguuus... ngaku
BalasHapushaha...
@pak pri: iya
BalasHapussetiap manusia memiliki 'kotak' masing2
tulisan antum kayak jadi kunci serep buat kotak2 yg lain untuk satu persatu membuka dirinya :p
saya ga ngomong gitu ut (bingung manggilnya ut apa te?)
BalasHapuscuma pesan sama teman,
"nanti tolong pegangin tangan saya terus ya"
takut ngamuk di pelaminan dan nyulik istri orang
baiklah, walopun saya radarada ra mudeng
BalasHapusbuat sahabat2nya mbak fitri : hati-hati, kalau mau nikah, amankan mbak fitri dulu... ^^x
BalasHapuswah... mesti ati ati...
BalasHapusKDRP tuh...
/kekerasan dalam resepsi pernikahan/
betul betul betul...
BalasHapusata kl engga,, biar belio duluan aja biar ada yang mengamankan
pisss ^^v
mungkin seperti dawai hati yang beresonansi jika satu dawai bergetar dengan prekuensi yang sama akh...
BalasHapus/sotoy/
nah ini sepakat ini...
BalasHapus*celingak celinguk, masih ada mbak fit gak ya
udah terlanjur diduluanin. piye?
BalasHapuswah, mbak fit ngaku, patah hati beneran ini...
BalasHapusyang berlalu biarlah berlalu, sekarang tataplah masa depan... =P
BalasHapusiya, inget... yang bikin orang pada bingung itu kan?
BalasHapus"aku angin" :p
Pecinta sejati tak pernah mematahkan sayap cintanya.
BalasHapusKarena kasih yang tak sampai tak pernah menyurutkan rasa mencintai kepada orang yang dikasihi.
Kesempatan itu pasti kan datang kembali.
*emang aku patah hati sama siapa? pentingkah?!!!?
buktikan.
BalasHapuswah, ini yang dari dakwatuna tadi....
BalasHapus*saya tidak bisa menjelaskan, mbak... cinta antarwanita itu begitu rumit... halah
ia tak kan kembali untuk sesuatu/seseorang yang telah membiarkannya, ia pergi seperti waktu yang tak pernah kembali.
BalasHapuskesempatan itu mungkin kan datang kembali, tapi dalam wajah yanng berbeda...
kesempatan itu mungkin kan datang kembali, tapi dalam wajah yang berbeda...
BalasHapusbetul. ^ ^d
wah pelecehan nih,
BalasHapusemangnya ana akhwat apatah!!!
kesempatan bung, chance that will be back
BalasHapusnot the person
ada yang salah dengan frase itu, mbak...?
BalasHapusbukankah emang seperti itu? cemburu ke saudari kita itu dahsyat lho...
pernah ngerasain kan...
rumit... hubungan cinta antarwanita itu rumittttt...
i didn't say person,
BalasHapusi did mean chance..
@dek ute: ane paham dek, sangat paham.
BalasHapusrumit.. sakit..
*halah
@mpit: tenanglah ukht, masih ada kesempatan lain.
masih ada ane kan?
heuheu..
Ocha: dateng ke walimahanx aan kah?
BalasHapusyep :)
BalasHapusini lagi di kereta
Uwow...
BalasHapusSm siapa aja?
Salam ya bwt pengantinx,,
barokallohuma wabarokaälayhuma wajamaä baynahuma fì khair.. =D
ber4, sama anak2 lap banteng
BalasHapusinsyaAlloh..
ocha:
BalasHapuskesempatan lain utk patah hati (lagi)?
aan teh saha uy?
tergantung anti memandangnya gimana :)
BalasHapusandiah maksudnya
leres pisan saur ukhtikecil, aan teh andiah...
BalasHapusIca : kalo yang judulnya "Mencintai, dan Tak Pernah Patah Hati" ceritanya ada ga akh? Biar hepi ending gituh... ^^ ato "Patah Hati, Patah Hati lalu Mencintai Selama2nya" juga boleh...
BalasHapusOcha : jadi udah kebuka berapa "kotak" cha? Kotak2 sapa sajakah?
hmm, ada ga ya? mungkin ada "mencintai, dan tak pernah PATAH hati" hanya hancur berkeping-keping :p
BalasHapuspengen judul yang "Mencintai hati yang tak pernah patah" :p
Kalo an lebi suka yg ini akh, "Patah Tumbuh Hilang Berganti, Mencintai, Mencintai, dan Tak Pernah Berhenti Mencintai" :)
BalasHapusKalo an lebi suka yg ini akh, "Patah Tumbuh Hilang Berganti, Mencintai, Mencintai, dan Tak Pernah Berhenti Mencintai" :)
BalasHapusKalo an lebi suka yg ini akh, "Patah Tumbuh Hilang Berganti, Mencintai, Mencintai, dan Tak Pernah Berhenti Mencintai" :)
BalasHapusiya iya, smp triple posting gitu....
BalasHapusDisini semua bujang gan kecuali YUda....^^
BalasHapusemang nt masih bujang gan?
BalasHapushaha...
oh ya....ane dan yuda mksdnya...^^
BalasHapus