Jumat, 17 September 2010

Patah Hati Sebelum Mencintai (kopas)

Tahukah kamu seperti apa rasanya patah hati? Kata orang, patah hati seakan menjadikan runtuh langit itu, pecahannya menghujam dada, perihnya pun tak tertahankan, membuat diri ingin mati saja.

Tapi patah hatiku tidaklah begitu.

Bermula dari sebuah panggilan telepon yang tak pernah terkira akan menjadi pertanda kiamat kecil bagiku. Karena saat gadis itu meneleponku, tak ada nada yang berubah pada suaranya. Kami lalui waktu dengan perbincangan seperti biasa, sekedar bertanya kabar dan berbagi tentang apa yang kami lakukan hari ini. Dan seperti biasa pula, akulah yang pertama menyudahi pembicaraan itu. Akulah yang biasanya menutup telepon terlebih dulu. Tak peduli apakah dia, atau aku yang menelepon.

Namun sekitar sedetik setelah kuucapkan salam, ia menahannya. Dengan runtun kalimat yang menjelma bagai maut.

“Tunggu,” ujarnya. “Ini akan menjadi telepon terakhirku untukmu. Aku akan menikah bulan depan. Prosesnya cepat sekali. Aku bahkan tidak mengenalnya sebaik aku mengenalmu. Aku sedemikian gugup hingga tak tahu kapan harus memberitahumu tentang hal ini.”

Dan mengapa, setelah ia katakan itu, dunia serasa bergerak lambat? Mengapa seakan saat itu aku berdiri sendiri tanpa satu pun manusia lain di bumi? Lalu kenapa aku merasa tulang-tulangku lolos dari tubuh ini?

Ini adalah manipulasi terhadap jiwa. Karena tak pernah sedetik pun aku merasa mencintainya. Bukankah aku tak pernah memikirkan dia? Setidaknya setiap aku mengingatnya, yang ada hanyalah perasaan sebagai seorang teman biasa.

Hubunganku dengannya terwakili oleh SMS, telepon, dan ruang-ruang pribadi padaYahoo Messenger. Ia pun menyambutnya dengan kebaikan yang terasa tulus bagiku. Dan aku sangat menyadari, bahwa akulah yang selalu memutus percakapan terlebih dulu. Selalu seperti itu. Ia seakan tak mau dan tak sanggup menyudahi pembicaraan kami, baik dalam SMS, telepon, maupun ruang-ruang pribadi pada Yahoo Messenger. Karena itulah dia seperti selalu terdiam dan menunggu. Menunggu hingga aku mengucap salam dan pergi.

Suaranya kini terdengar begitu jauh. “Aku hanya ingin menanyakan hal ini. Pernahkah kau melihatku? Adakah kau sadar bahwa aku selalu ada di sisimu?”

Aku pun ingin bertanya padamu. Apakah air matamu jatuh saat kau katakan itu? Karena itu yang sedang terjadi padaku.

“Kumohon jawablah.”

Tidak bisa. Aku adalah lelaki. Aku tidak seperti dia, yang begitu mudah mengungkapkan perasaannya. Yang mudah menangis hanya dengan menonton film drama bodoh, yang sering tertawa bahkan saat cerita yang kusampaikan tidaklah begitu lucu.

Tidak bisa. Egoku terlalu besar untuk menjawab pertanyaannya. Aku tak bisa mengakui bahwa hanya dialah yang kuhubungi saat aku merasa lelah, kesal, dan marah. Di saat aku senang maupun berduka. Aku tak bisa mengakui bahwa namanya lah yang kucari pada daftar phone book di telepon selularku.

Itu pasti bukanlah cinta. Karena aku hanya butuh seseorang untuk berbagi. Itu saja.

“Baiklah, aku harus pergi sekarang,” ia berkata dengan perlahan, seakan memberiku kesempatan untuk berkata sesuatu. “Aku akan mengirim undangan pernikahanku lewat pos. Aku tak bisa menghubungimu sesering dulu. Tak mungkin bisa, karena aku sejatinya akan mempunyai seorang teman yang kelak benar-benar bisa melihatku dan menghargaiku. Dan apakah kau tahu? Aku terkadang masih berharap bahwa itu adalah kau.”

“Tapi kau tetap, adalah teman baikku,” katanya dan kurasakan ia tersenyum. “Selamat tinggal.”

Ia menutup telepon. Selama ini, ia tak pernah melakukan itu. Selalu aku, aku yang harusnya menutup telepon terlebih dulu.

Dan apakah kau tahu? Aku terkadang masih berharap bahwa itu adalah kau.” Kata-kata itu masih terngiang. Dan aku pun masih berdiri dengan ponsel di telinga. Menunggu kau datang ke hadapanku dan tertawa, mengatakan bahwa ini semua adalah lelucon. Tolong katakan padaku, kau tadi becanda.

Tapi ia tak kunjung datang. Tak pernah lagi menghubungi. Dan nyata-nyata kusadari bahwa aku merindukannya. Merindukan ia yang sebentar lagi akan menjadi milik orang lain untuk selamanya.

Maka apakah ini cinta?

Tahukah kamu seperti apa rasanya patah hati? Kata orang, patah hati seakan menjadikan runtuh langit itu, pecahannya menghujam dada, perihnya pun tak tertahankan, membuat diri ingin mati saja.

Tapi patah hatiku tidaklah begitu.

Aku telah patah hati sebelum kusadari bahwa aku mencintainya. Tolonglah aku, karena rasanya lebih sakit dari itu semua.


sumber: http://rarasati.multiply.com/

60 komentar:

  1. pusing liat tema nya.
    tulisannya kagak kliatan pak.

    BalasHapus
  2. komen pertama aja udah nggak nyambung.. -_-'

    sepertinya tulisan pak pri seakan menjadi 'kunci' bagi 'kotak-kotak' yg lain

    BalasHapus
  3. lelaki sering begitu, konon..
    tidak bisa mengenali perasaannya, begitu tau perempuan bakal melangkah, baru deh merasa kehilangan.

    inget postingan yg pohon, daun, dan angin kan?

    BalasHapus
  4. taqobbalallohu minna waminkum ikhwatiifiellah..

    /menarik/

    BalasHapus
  5. keknya pernah dapet cerita seperti ini... agak mirip... dalam video.

    mengapa 2 sahabat itu akhirnya tidak menikah karena di ending cerita ketahuan bahwa dua2nya laki-laki....
    haha...

    BalasHapus
  6. ast...
    dulu kuliah di stan apa psikologi sih?

    pakar banget soal perasaan dan hati

    BalasHapus
  7. ada ruang yang telah terisi, sekonyong-konyong akan terasa kosong karena kepergian seorang sahabat. laki-laki ataupun perempuan, sama saja.

    BalasHapus
  8. owh...

    jika dua perempuan, patah hati juga g dek ute?

    BalasHapus
  9. Taqobbal ya kariim...
    apanya yg menarik akh?

    BalasHapus
  10. konon lagi konon lagi...

    kami, lelaki lebih merasakannya...

    BalasHapus
  11. Gubrakz, durukduk DUaaaaRRR......
    ayaayawae dek ute ini...

    BalasHapus
  12. keknya malah lebih patah hati deh, mbak...

    :saya gak rela saya gak relaaaa:

    tapi mau gimana lagi...
    mengharapkannya tidak menikah dan menjadi sahabat kita seutuhnya...?
    : tidak mungkin tidak mungkinnnnnn:

    =ute dungdung=

    BalasHapus
  13. menarik, selalu saja seperti itu..dan biarkan seperti itu.

    /ingin menjadi sama sekali berbeda/

    BalasHapus
  14. @pak pri: iya
    setiap manusia memiliki 'kotak' masing2
    tulisan antum kayak jadi kunci serep buat kotak2 yg lain untuk satu persatu membuka dirinya :p

    BalasHapus
  15. saya ga ngomong gitu ut (bingung manggilnya ut apa te?)

    cuma pesan sama teman,
    "nanti tolong pegangin tangan saya terus ya"

    takut ngamuk di pelaminan dan nyulik istri orang

    BalasHapus
  16. baiklah, walopun saya radarada ra mudeng

    BalasHapus
  17. buat sahabat2nya mbak fitri : hati-hati, kalau mau nikah, amankan mbak fitri dulu... ^^x

    BalasHapus
  18. wah... mesti ati ati...
    KDRP tuh...
    /kekerasan dalam resepsi pernikahan/

    BalasHapus
  19. betul betul betul...
    ata kl engga,, biar belio duluan aja biar ada yang mengamankan
    pisss ^^v

    BalasHapus
  20. mungkin seperti dawai hati yang beresonansi jika satu dawai bergetar dengan prekuensi yang sama akh...
    /sotoy/

    BalasHapus
  21. nah ini sepakat ini...

    *celingak celinguk, masih ada mbak fit gak ya

    BalasHapus
  22. wah, mbak fit ngaku, patah hati beneran ini...

    BalasHapus
  23. yang berlalu biarlah berlalu, sekarang tataplah masa depan... =P

    BalasHapus
  24. iya, inget... yang bikin orang pada bingung itu kan?
    "aku angin" :p

    BalasHapus
  25. Pecinta sejati tak pernah mematahkan sayap cintanya.
    Karena kasih yang tak sampai tak pernah menyurutkan rasa mencintai kepada orang yang dikasihi.
    Kesempatan itu pasti kan datang kembali.

    *emang aku patah hati sama siapa? pentingkah?!!!?

    BalasHapus
  26. wah, ini yang dari dakwatuna tadi....

    *saya tidak bisa menjelaskan, mbak... cinta antarwanita itu begitu rumit... halah

    BalasHapus
  27. ia tak kan kembali untuk sesuatu/seseorang yang telah membiarkannya, ia pergi seperti waktu yang tak pernah kembali.
    kesempatan itu mungkin kan datang kembali, tapi dalam wajah yanng berbeda...

    BalasHapus
  28. kesempatan itu mungkin kan datang kembali, tapi dalam wajah yang berbeda...

    betul. ^ ^d

    BalasHapus
  29. wah pelecehan nih,

    emangnya ana akhwat apatah!!!

    BalasHapus
  30. kesempatan bung, chance that will be back

    not the person

    BalasHapus
  31. ada yang salah dengan frase itu, mbak...?

    bukankah emang seperti itu? cemburu ke saudari kita itu dahsyat lho...
    pernah ngerasain kan...
    rumit... hubungan cinta antarwanita itu rumittttt...

    BalasHapus
  32. i didn't say person,
    i did mean chance..

    BalasHapus
  33. @dek ute: ane paham dek, sangat paham.
    rumit.. sakit..
    *halah

    @mpit: tenanglah ukht, masih ada kesempatan lain.
    masih ada ane kan?
    heuheu..

    BalasHapus
  34. Uwow...
    Sm siapa aja?
    Salam ya bwt pengantinx,,
    barokallohuma wabarokaälayhuma wajamaä baynahuma fì khair.. =D

    BalasHapus
  35. ber4, sama anak2 lap banteng
    insyaAlloh..

    BalasHapus
  36. ocha:
    kesempatan lain utk patah hati (lagi)?

    aan teh saha uy?

    BalasHapus
  37. tergantung anti memandangnya gimana :)

    andiah maksudnya

    BalasHapus
  38. leres pisan saur ukhtikecil, aan teh andiah...

    BalasHapus
  39. Ica : kalo yang judulnya "Mencintai, dan Tak Pernah Patah Hati" ceritanya ada ga akh? Biar hepi ending gituh... ^^ ato "Patah Hati, Patah Hati lalu Mencintai Selama2nya" juga boleh...

    Ocha : jadi udah kebuka berapa "kotak" cha? Kotak2 sapa sajakah?

    BalasHapus
  40. hmm, ada ga ya? mungkin ada "mencintai, dan tak pernah PATAH hati" hanya hancur berkeping-keping :p
    pengen judul yang "Mencintai hati yang tak pernah patah" :p

    BalasHapus
  41. Kalo an lebi suka yg ini akh, "Patah Tumbuh Hilang Berganti, Mencintai, Mencintai, dan Tak Pernah Berhenti Mencintai" :)

    BalasHapus
  42. Kalo an lebi suka yg ini akh, "Patah Tumbuh Hilang Berganti, Mencintai, Mencintai, dan Tak Pernah Berhenti Mencintai" :)

    BalasHapus
  43. Kalo an lebi suka yg ini akh, "Patah Tumbuh Hilang Berganti, Mencintai, Mencintai, dan Tak Pernah Berhenti Mencintai" :)

    BalasHapus
  44. Disini semua bujang gan kecuali YUda....^^

    BalasHapus