Minggu, 20 Februari 2011

Senyuman Manis Penakluk Gadis :D

 

Kalimat Sakral Pembuat Halal




Degup jantung serasa tak beraturan, kadang bertambah kencang kadang melambat. Waktu seakan melambat dari biasanya. Jam tujuh kurang seolah tak beranjak dari tempatnya. Ia terduduk di halaman  sebuah rumah istimewa, rumah yang (akan) menjadi saksi sejarah perjalan hidupnya “membunuh” kesendirian, “mengahancurleburkan” statusnya sebagai seorang bujangan.

Wajah tampan yang memesona (menurut dia) di balut setelan kemeja putih lengkap dasi biru bergaris putih dan jas hitam semakin menambah ke-perlente-annya. Celana bahan warna hitam dengan sepatu mengkilat yang baru saja disemir semakin menegaskan kewibawaannya. Tak ketinggalan peci hitam lama ia kenakan di kepalanya.

Keramaian disekitarnya tak bisa ia rasakan, keluarga yang mengajaknya bercanda dengan kata-kata pun tak ia hiraukan, seolah bahasa planet yang tak ia kenali.
Senyum gelisah ia lontarkan ke sekelilingnya sambil sesekali menatap sebuah meja bertaplak putih hijau disertai empat buah kursi biru yang saling berhadapan. Meja yang dikhususkan untuk menjadi tempat “pembunuhan” dan “penghancurleburan” status lajangnya.

Waktu yang seakan melambatpun tak kuasa menahan titah Tuhannya untuk terus berputar. Datanglah sesosok pria gagah dengan senyum lebar, berpeci tua dan berjas membuatnya terlihat rapi d an keren, tapi jelas tak sekeren dirinya (pikirnya). Rupanya ia adalah seorang utusan yang dikirimkan “kerajaan” KUA untuk menjadi “wasit” dalam pertandingannya melawan  ke-bujangan-nya.

Dengan senyuman yang terlihat seperti evil grin bagi dirinya, utusan itu memanggilnya dan memanggil partner yang akan membantunya “mengancurleburkan” status lajangnya. *shock*
Tibalah partner yang dipanggil utusan tadi, seorang wanita berjubah serba putih dihiasi mahkota yang indah bak seorang bidadari dengan wajah yang tampak asing baginya. Ia hanya tertunduk dan tak berani menatap partnernya itu. Ia benar benar shock dengan rasa yang bercampur baur dalam hatinya seperti jus mix fruit dengan taburan mesis dan susu vanilla rasa madu.

Inikah “partner of life ku” ? tanyanya dalam hati, ia masih setengah tak percaya dan terbang bebas dalam lamunan berbatas waktu. “ariesca kamajaya suryaman” ya.. panggilan itu langsung mendaratkannya di bumi dari penerbangannya di alam maya. Ia di minta untuk latihan mengucapkan kalimat sakral itu. Seorang pria tersenyum dan juga terlihat gugup mengajaknya berjabat tangan. Seorang pria yang akan mengantarkannya ke depan pintu gerbang  kemerdekan dengan selamat dan sentosa, adil dan sejahtera. Sejenak ia melihat pria itu, pria paruh baya tapi masih terlihat gagah dengan kumis tipisnya. “hmm… ya, tingkat ke-keren-annya kira-kira sama lah” gumamnya dalam hati.

Setelah beberapa kali latihan, inilah saatnya, saat yang ia tunggu sejak bertahun-tahun yang lalu. Degup jantungnya tak ia rasakan, kegelisahannya semakin menjadijadi walaupun begitu ia tetap berusaha tampil cool, calm dan confident.
“ya ariesca kamajaya suryaman” “ya” “saya nikahkan…………………..………”
“saya terima nikahnya Rosaria Endah Meitasari binti Kadri Riyanto dengan mas kawin tersebut tunai”
“Sah?” ” Sah.. sah… sah…”

Alhamdulillahirobbil ‘alamin… sebuah kalimat sakral pembuat halal tersebut ia ucapkan dalam satu tarikan napas.  Sesaat setelah “terbunuhnya” status bujangan, butiran-butiran cinta tak kuasa ia bendung, kesejukan itu mengalir dari kedua cahayanya. Rasa syukur yang begitu besar pada Robbul izzati yang telah menciptakan mahluk Nya secara berpasangpasangan menghapus kegelisahan dalam hatinya.

Sedikit demi sedikit ia beranikan diri menatap “partnernya” seorang bidadari surgawi yang dikirimkan ke bumi untuk menjadi teman perjuangan hidupnya. Ditatapnya sang bidadari dengan sedikit rasa malu, ia keluarkan jurus andalannya "senyuman manis penakluk gadis" yang memang disiapkan untuk partner of lifenya. *cling…* sang bidadari pun ikut tersenyum tersipu malu (mungkin juga karena geli). Digenggamnya tangan sang bidadari dengan penuh kehangatan dan kelembutan. Terlihat wajah merona yang masih malu-malu menyambut genggaman tangannya.

Bersambung, insya Alloh
-ahad, 9 januari 2011, Sabrang Kulon, Matesih, Karanganyar-

19 komentar:

  1. Olala seperti sebuah battle di negeri dongeng.

    BalasHapus
  2. kalo udah diminum..battlenya dibuang ke tempat sampah ya..

    /ni makin nambah panjang daftar dudul couple of the world../

    BalasHapus
  3. baru sekali senyum aja udah matahari meraah muda (pink sun)
    kl disenyumin terus gmn ya?
    *grin

    BalasHapus
  4. bukan negeri dongeng kok,, bukan pula betel...
    hanya sedikit dongengisasi pengalaman menakjubkan :D

    BalasHapus
  5. antum punya daftarnya?
    PM ya, pengen liat :D

    BalasHapus
  6. :))
    *terlalu dini saya membaca dongeng yg seperti ini plaaakss :))

    BalasHapus
  7. wah wah wah iya sekarang bukan dongeng lagi.. tapi sinetron hohoho

    BalasHapus