Semangat menggebu memenuhi dada para pejuang untuk hadir dalam lingkaran cahaya, mengisi ruh yang haus akan ilmu meski menanggung banyak resiko.
tapi kini, saat "pertemuan" menjadi hal yang mudah namun tak jarang kali kita lihat hanya ada 1-2 orang. ketika ditanya kenapa tidak hadir? berbagai macam alasan pun dikemukakan...
dahulu, sebuah "agenda rutin" menjadi agenda utama yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan agenda insidental, karena ia merupakan sarana yang penting untuk mengisi kembali "minyak" lampu, mencari solusi bersama atas berbagai macam permasalahan baik pribadi ataupun umat, sebagai perekat ukhuwah...
tapi kini "melingkar" sepertinya bukan lagi menjadi agenda utama melainkan hanya seperti suplemen yang boleh di minum boleh juga tidak... agenda-agenda dadakan lebih diprioritaskan padahal tidak begitu penting atau penting namun bisa didelegasikan..
kemanakah semangat itu? apakah luluh tergerus jenuh?
aah, apakah kini ia menjadi agenda tanpa makna?
tradisi tanpa esensi?
kalo saja ane masih merasakan gelora jadul tu... ya kami2 yang muda2 hanya tahu ironi yang demikian.... banyak yang sering mengeluh dan mengkambinghitamkan dengan banyaknya tuntutan dan ketidakcocokan dalam satu lingkaran... esensi lingkaran kebaikan juga terkadang mulai mengabur... kenapa lingkaran yang ada hanya berkutat pada politik, curhat, dan .. nikah... saja? bukankah lebih dari itu?
BalasHapusKontemplasi bagus. Di sisi lain, GM menawarkan alternatif baru, menyegarkan, tapi tak melarutkan. Alhamdulillah.
BalasHapusNanas: kdg sulitnya kondisi melahirkan militansi..
BalasHapusnafis: haha, alternatif yg bs membuat para "atasan" geleng2 kepala..
Kangen GM T.T
Fit likes this.
BalasHapus-semoga jd bhn introspeksi bersama-
Amìn...
BalasHapushehehe... tapi ni yang ane hindari... tapi kalo emang kepaksa ya gimana lagi namanya kondisi yang sulit
BalasHapus