Rabu, 23 Februari 2011

Cinta tak bisa mengobati rasa lapar


Cerita cinta season 2: sub judul: jadi artis

Cerita sebelumnya...

Sedikit demi sedikit ia beranikan diri menatap “partnernya” seorang bidadari surgawi yang dikirimkan ke bumi untuk menjadi teman perjuangan hidupnya. Ditatapnya sang bidadari dengan sedikit rasa malu, ia keluarkan jurus andalannya "senyuman manis penakluk gadis" yang memang disiapkan untuk partner of lifenya. *cling…* sang bidadari pun ikut tersenyum tersipu malu (mungkin juga karena geli). Digenggamnya tangan sang bidadari dengan penuh kehangatan dan kelembutan. Terlihat wajah merona yang masih malu-malu menyambut genggaman tangannya...


Lanjut season 2…
Akad  pagi itu membuat suasana berubah. Ketegangan perlahan mencair menjadi lelehan kebahagiaan dan keceriaan. Senyum manis terpancar dari kedua wajah mempelai itu. Saking manisnya sampai tak perlu menambahkan gula kedalam secangkir kopi jika ingin mendapatkan teh manis.

Sesekali terlihat ia menatap wajah istrinya dengan mesra sembari tetap menggenggam tangannya yang dibalas dengan senyum malumalu tapi mau. Leluconlelucon lawas pun ia lontarkan tuk memecahkan kebekuan dibalas tawa kecil dari bidadari kecilnya.
Bersiap menghadapi walimatul ursy, Bidadari kecilnya dan ia dipanggil untuk diberi sentuhan buat atas (make up) dan kostum sebelum menembak (shooting). Beruntungnya ia, suami dari perias sedang tidak ada di tempat sehingga sentuhan topeng tak berhasil menyentuh wajahnya. Hanya kostum merah menyala dengan peci dan selop serta  rangkaian melati membalut tubuhnya. Sempurnahlah tampilannya  bak pangeran berkuda-kuda dari negeri seribu mimpi.

Sementara itu permaisurinya tampak begitu khusyuk deiberi sentuhan “magis” oleh tangantangan perias. Bedak tebal menyelimuti kepolosan wajahnya, gincu merah menutupi kedua bibirnya. Tak ketinggalan dua buah titik menempel di dahi dan hidungnya. Memang tampilan permaisurinya tampak terasa asing baginya, tapi baginya isterinya tetap terlihat cantik seperti kata pepatah, “bukan cantik yang membuat ia cinta, tapi cinta yang membuatnya cantik”

"duhai rosa,
bukanlah kencantikan parasmu yang selalu aku kagumi
melainkan kemuliaan akhlakmu yang menawan hati
wahai bunga,
bukanlah manis senyummu yang selalu membuatku rindu
melainkan tausiyahmu yang mengingatkanku"

Sempurnalah kostum kedua mempelai, keduanya dibalut busana merah indah, di tambah 16 tangkai mawar merah dalam rangakaian bunga yang digenggam isterinya semakin menegaskan warna cinta meraka, merah membara. Siap menyongsong aksi sang sutradara dalam sebuah judul yang istimewa, walimatul ursy Rosaria dan Ariesca. Dengan sebuah mobil cinta, pasangan bidadari dan bidadara meluncur ke tempat pengumuman terjalinnya cinta yang telah sah merajut asa bahagia, sebuah balai desa.

Rupanya ia dan istrinya telah ditunggu pasukan yang setia, menyambutnya dengan riang gembira bak pejabat yang terhormat juga merakyat. Dengan senyum yang masih memesona (menurutnya) ia perlahan turun dari kuda sang raja menunggu waktunya tiba menyalami penggemar dari seluruh penjuru dunia (hueeeks). Tempat parkir jadi tempat singgahnya sebelum menuju pelaminan yang dipersiapkan. Ah,, tak mengapa pikirnya, tempat parkirpun serasa istimewa. Asalkan bersama bidadarinya, gubuk tua pun serasa istana baginya.
***

Waktunya telah tiba, ia dan bidadarinya berjalan perlahan disertai papa dan mama juga mamah dan papah diiringi pasukan berjubah merah dipasukan mereka. Agak aneh baginya dan sedikit tak nyaman karena ia tak biasa berjalan perlahan, seketika kecepatannya bertambah tanpa ia sadari di minta kembali memelankan langkahnya agar suasana khidmat tetap terasa .

Memasuki gedung cinta, sekira 1000 kamera kurang (banyak :D) dan 100 kurang (banyak :p) camcorder  segera menyambut kehadiran mereka layaknya Artis terkenal sedunia. Ingin ia lambaikan tangan pada semua tapi tetap terlihat cool calm and confident. Akhirnya ia tetap melanjutkan jalan perlahan sambil menggandeng tangan permaisurinya menuju pelaminan yang menjadi saksi betapa hangatnya cinta mereka. Kemesraan terlihat begitu nyata terpendar dari keceriaan wajahnya.
***

Layaknya artis ibu kota, banyak yang ingin berpoto dengan mereka. Dengan senang hati melayani keluarga, tetangga, teman dan sahabat yang luar biasa menyempatkan hadir di hari kami yang berbahagia (semoga kalian (yang belum menikah) cepat menyusul kami dan merasakaan kebahagiaan seperti yang kami rasa juga). Untung saja tak satu pun ada yang meminta tanda tangan atau sedikit wawancara. Jika memang ada, mungkin ia kan menjawab “no coment, kami sedang berbahagia”

Tapi perlahan keringat mulai berkucuran, wajah menjadi sedikit pucat. Apa yang salah padanya? Astaghfirulloh, lapeeeeerrrr…. rupanya ia belum sempat sarapan. Hanya selembar roti tawar yang masuk dalam perutnya sejak ba’da subuh.  Ah, rupanya maagnya memang belum sembuh. Waktu berjalan terasa lambat dan Ia mencoba bertahan dengan kekuatan cinta. Ah, tetapi rasa lapar itu tak juga menghilang. Ia mencoba tuk tetap tersenyum yang mungkin tak lagi memesona (pikirnya). Ingin rasanya segera pulang, menjauh dari keramaian dan menyantap sepiring hidangan.

Begitulah hikmah di hari bahagia, cinta saja tak cukup menghilangkan rasa lapar :p

malem-malem istriku bikin heboh penduduk MP ck.ck.ck.... sepertinya hari ini lupa membuatkan sebuah puisi untuknya :D

Senin, 21 Februari 2011

Keuangan Perangkap Setan

(copas dari notes fb temen)

Untuk diambil hikmahnya..--------------------------------------------------------------Judul Asli : MONEY MYTH

Pengarang : Louis Even

 

1. Korban Kapal Tenggelam

 Karena suatu kecelakaan sebuah kapal tenggelam. Pada akhirnya, tinggal 5 yang selamat, mereka menaiki sebuah rakit dan dibawa oleh arus ombak.

Kelima orang ini: Frank, si tukang kayu. Paul, seorang petani. Jim, peternak. Harry, penanam agrikultur. Dan Tom, seorang mineralogist.

 

2. Sebuah Pulau Yang Diberkati

  Bagi kelima orang ini, menginjakkan kembali kaki ke daratan, bahagianya ibarat baru bangkit dari kuburan. Syukurnya pulau yang mereka datangi ini adalah tanah yang subur. Jim, si peternak, sepenuhnya yakin dia bisa beternak dengan baik binatang-binatang di pulau itu. Paul juga meyakini tanah di pulau ini mudah untuk ditanami. Harry menemukan bahwa beberapa pohon buah-buahan di sana, bila dirawat dengan baik, akan menghasilkan panen yang lumayan. Pulau itu juga penuh dengan pohon, Frank si tukang kayu akan dengan mudah mendapatkan kayu dan mulai membangunkan rumah-rumah. Dan si Tom, walaupun kekurangan alat kerja, tapi dengan keahliannya, masih sanggup menambang secara sederhana kekayaan alam di sana.

 

3. Kekayaan Yang Sebenarnya

 

Inilah mereka yang sedang bekerja. Si tukang kayu membangun rumah dan perabotan. Awalnya mereka mencari makanan seadanya. Tetapi dengan berlalunya waktu, tanah-tanah mulai dikerjakan dengan rapi di ditanami, dan si petani pun mulai bisa menikmati panennya.

 Waktu terus berlalu, dengan kerja keras dari kelima orang ini, pulau yang mereka datangi ini pun menjadi semakin kaya. Kekayaan mereka bukanlah dalam bentuk emas atau kertas uang perbankan, tetapi kekayaan dari barang-barang yang benar-benar memiliki nilai, kekayaan dalam bentuk makanan, pakaian, hunian, dan segala yang lain yang diperlukan oleh manusia.

 Setiap orang mengerjakan apa yang dia bisa. Surplus dari produksinya mereka saling bertukar satu sama lain. Walaupun kehidupan tidak gampang, karena masih banyak hal lainnya yang mereka nikmati sebelumnya sebelum kapal mereka tenggelam sekarang masih tidak ada, tetapi setidaknya mereka sekarang terbebas dari yang namanya pajak, atau rasa takut akan sitaan harta. Mereka hidup dengan sulit tetapi setidaknya bisa menikmati buah dari pekerjaan mereka.

 Sambil berupaya untuk hidup, mereka tetap berdoa, berharap suatu hari mereka bisa kembali lagi berkumpul dengan keluarga mereka seperti dulunya.

 

4. Sebuah Ketidaknyamanan Yang Serius

 Dengan berlalunya waktu, akhirnya mereka menemukan sebuah hal yang sangat menggangu, mereka tidak memiliki uang sebagai medium pertukaran yang lebih baik. Produk yang mereka pertukarkan, tidak selalu ada di tangan saat sebuah transaksi dijalankan. Contoh, kayu yang diberikan kepada petani tidak bisa dibayar oleh si petani sebelum 6 bulan masa tanam berakhir. Kadang-kadang lagi, seseorang memiliki sesuatu yang nilainya lebih besar daripada yang barang yang ada di tangan rekan dagangannya.

 

 

Orang-orang ini, walaupun mereka tahu cara memproduksi barang, kekayaan yang sebenarnya, tetapi bagaimana menciptakan uang, simbol dari kekayaan, adalah di luar kemampuan pikir mereka. Tentu saja, orang-orang berpindidikan juga kadang-kadang sama, demikian juga para pejabat di pemerintahan, semuanya tidak tahu bagaimana uang harus diciptakan.

 5. Datangnya Seorang Pendatang

 Suatu hari, saat kelima orang ini sedang duduk-duduk di pantai, mendadak datang sebuah kapal kecil dengan seorang penumpang. Orang ini ternyata adalah seorang korban yang selamat dari kapal lain yang juga tenggelam, nama orang ini adalah Oliver.

 

 Bahagia karena memiliki teman baru, kelima orang ini memperlakukan dia dengan sangat baik, dan mereka pun bercerita kepada Oliver tentang kesulitan mereka karena tiadanya uang untuk digunakan.

 “Oh, puji Tuhan,” Kata Oliver, “Karena saya sebenarnya adalah seorang bankir. Dalam waktu singkat, saya akan merancang sebuah sistem keuangan yang saya jamin akan memuaskan kalian semua. Kalian akan mulai kembali ke peradaban.”

 Kelima orang ini pun bersyukur luar biasa atas datangnya bankir tersebut, ibarat malaikat yang diutus oleh Tuhan. Bukankah kita-kita, yang hidup dalam peradaban yang maju, memang terbiasa memuja para bankir, sang penguasa dan darah dari sistem finansial kita?

 6. Dewa Peradaban

 “Oh Bapak Oliver, sebagai bankir kami, tugas Anda satu-satunya adalah menjaga uang kami, Anda tidak perlu bekerja di lapangan.”

 Oliver mulai mengambil barang-barang yang dia selamatkan dari kapalnya yang tenggelam, kertas dan sebuah mesin cetak, lengkap dengan tintanya, dan juga sebuah tong besar.

 Tong ini, kata Oliver, “Berisi harta yang paling berharga… Emas!”

 “Wow…. Hebat, benar-benar malaikat utusan Tuhan. Barang kuning ini, walaupun lebih sering disembunyikan dan tidak kelihatan, tetapi senantiasa memiliki kekuasaan yang amat besar, bahkan bisa mempengaruhi nasib dari sebuah bangsa."

 “Kawan-kawan, emas ini lebih dari cukup untuk kalian semua. Tetapi emas ini tidak untuk disirkulasikan. Emas harus tersembunyi. Emas adalah jiwa dari uang yang sehat, dan yang namanya jiwa selalu tidak kelihatan. Saya akan menjelaskannya nanti saat Anda mendapatkan suplai uang Anda yang pertama.”

 7. Galian Rahasia

 Oliver bertanya kepada kelima orang ini tentang berapa kira-kira yang mereka butuhkan untuk memulai perdagangan, dan mereka menjawab “$200 sudah cukup.”

 Kelima orang ini bahagia sampai tidak bisa tidur, dalam kepala mereka sekarang penuh dengan gambaran emas di tangan mereka.

 Oliver sendiri, bekerja penuh semangat karena bahagianya dia akan nasibnya sebagai bankir. Mula-mula dia menggali sebuah lubang untuk meletakkan tong yang berisi emas itu. Kemudian dia pun sibuk mencetak uang-uang kertas $1 baru sebanyak $1000.

 

“Hebat, betapa sederhananya membuat uang. Semua nilainya datang dari produk yang bisa dibelinya. Tanpa produksi, kertas-kertas ini sebenarnya sampah. Kelima customer saya yang naïf tidak menyadari ini. Mereka benar-benar berpikir uang ini nilainya datang dari emas. Kebodohan mereka adalah alasan mengapa saya adalah tuan mereka.”

 Besoknya, kelima orang ini pun menghampiri Oliver.

 8. Siapa Pemilik Uang Ini?

 Lima set uang sudah siap di atas meja.

 Oliver berkata, “Sebelum Anda mengambilnya, saya ingin perhatian dari Anda. Basis dari uang ini adalah emas. Dan emas yang saya simpan adalah emas saya. Konsekwensinya, uang ini adalah uang saya. Tapi jangan bersedih, saya akan meminjamkannya kepada Anda. Namun, Anda harus membayar bunga. Mengingat uang sangat susah didapat, saya rasa 8% tidaklah terlalu tinggi.”

 “Oh, tentu saja, Pak Oliver,” Kata kelima orang itu.

 Oliver menyambung, “Hal yang terakhir kawan, bisnis adalah bisnis, walaupun antara kawan akrab. Sebelum Anda mengambil uang ini, masing-masing dari Anda harus menandatangani surat ini. Anda berjanji akan membayar bunga dan juga pinjaman pokok, bila tidak saya akan memiliki hak untuk menyita aset Anda. Tentu saja, ini hanya formalitas. Properti Anda tidaklah menarik bagi saya, saya hanya ingin uang. Saya yakin saya akan mendapatkan uang saya kembali, dan Anda juga tidak akan berpisah dengan harta Anda.”

 “Hm, masuk akal Pak Oliver. Kami akan bekerja lebih keras lagi supaya bisa membayar Anda kembali.” Dan kelima orang ini pun mengambil uang tersebut dan mulai menggunakannya.

 9. Sebuah Masalah Arimatika

 Uang dari Oliver beredar dengan cepat di pulau tersebut. Perdagangan, karena dipermudah oleh adanya uang, pun meningkat dua kali lipat. Semua orang bahagia. Si bankir pun mulai mendapat status dan rasa hormat dari kelima orang tersebut.

 Tetapi, mari kita lihat… Mengapa si Tom tampak murung? Karena Tom, sama seperti teman-temannya, telah menandatangani surat perjanjian kepada Oliver. Dalam waktu satu tahun, $200 + $16 bunga harus dikembalikan. Tetapi Tom hanya menyisakan beberapa dolar sekarang, dan waktu untuk membayar sudah semakin dekat.

 Sudah lama juga dia bimbang.. Oliver meminjamkan $1000 kepada mereka berlima, tetapi uang yang harus dikembalikan adalah $1080. Sekalipun mereka berlima mengembalkan semua uang di tangan kepada Oliver, mereka masih kekurangan $80. Tak seorang pun memiliki $80 ini.

 Memang mereka yang memproduksi barang, tetapi mereka tidak memproduksi uang. Oliver pada dasarnya bisa mengambil alih seluruh pulau ini, karena mereka berlima sama sekali tidak sanggup membayar kepada Oliver sesuai perjanjian.

 

Tom pun mulai berdiskusi dengan keempat temannya, Tom berhasil menjelaskan kepada mereka tentang anehnya sistem ini. Teman-teman Tom mulai mengerti, dan mereka pun memutuskan untuk mengadakan pertemuan dengan Oliver.

 10. Bankir Yang Baik Hati

 Lima orang ini pun berdebat dengan Oliver tentang masalah ini.

 “Mana mungkin kami sanggup membayar $1080 kalau semua uang yang eksis hanya $1000?”

 Oliver mendengarkan dengan tenang, dan kemudian menjawab kepada mereka, “Bankir yang baik selalu beradaptasi dengan keadaan. Mulai sekarang kalian hanya perlu membayar bunganya saja kepadaku. Pokok pinjaman bisa Anda simpan terus.”

 “Maksudnya $200 pinjaman kami dianggap lunas?” Tanya salah satu dari mereka.

 “Tentu saja tidak. Bankir tidak akan menghapuskan hutang. Yang saya maksudkan adalah mulai sekarang Anda hanya perlu membayar bunganya saja, $80 per tahun kepada saya. Mungkin di antara kalian ada yang kekurangan uang karena kurangnya perdagangan. Kalau begitu, organisasikan komunitas Anda seperti sebuah bangsa. Buat sebuah sistem kontribusi, yaitu apa yang kita sebut dengan pajak. Orang yang punya lebih harus membayar lebih, dan yang kekurangan membayar lebih sedikit.”

 Kelima orang ini pun pergi dengan diam, tetapi dalam hati mereka masih bingung.

 11. Oliver Yang Bersuka-Ria

 Oliver kembali sendiri. Dia berpikir: “Bisnis lagi bagus. Orang-orang ini memang pekerja yang rajin, tetapi mereka bodoh. Ketidaktahuan dan kenaifan mereka adalah kekuatan saya. Mereka meminta uang, dan yang saya berikan kepada mereka adalah rantai perbudakan.”

 “Tentu saja, mereka bisa saja membuang saya ke laut. But hei… Saya punya tanda tangan mereka. Mereka orang-orang jujur, mereka akan menepati perjanjiannya. Orang jujur dan pekerja keras memang ada di dunia untuk diperbudak para ahli finansial.”

 “Oh Mammon! Saya merasakan kegeniusan perbankan merangkai keseluruhan hidupku. Oh Tuanku! Betapa benarnya kamu saat kamu berkata: Izinkan saya mengontrol uang sebuah negara, dan saya tidak peduli siapa yang membuat hukumnya. Sayalah tuan di pulau ini karena sayalah yang mengontrol uangnya.”

 “Jiwaku penuh dengan antusiasme dan ambisi. Aku bisa mengenalikan seluruh alam semesta. Apa yang aku, Oliver, lakukan di sini bisa aku lakukan terhadap seluruh dunia. Oh! Andaikan saja saya bisa meninggalkan pulau ini, saya tahu pasti saya bisa mengendalikan seluruh dunia tanpa perlu mengenakan mahkota raja.”

 “Kebahagiaan tertinggi saya adalah kalau saya bisa menerapkan filosofi ini di pikiran orang-orang yang akan memimpin masyarakat: bankir, industrialis, politisi, reforman, guru, jurnalis, dll, semuanya akan menjadi budakku. Publik akan merasa puas hidup dalam perbudakan di saat para elit di antara mereka akan menjadi pengawas mereka.”

 12. Biaya Hidup Yang Tak Terjangkau

 Situasi perlahan-lahan bertambah buruk di pulau ini. Produksi memang meningkat, dan aktifitas barter turun ke minimum. Oliver menerima bunga pinjamannya secara teratur. Yang lain harus berpikir bagaimana menyisakan uang untuknya. Dengan demikian, uang tidak benar-benar beredar dengan bebas.

 

Mereka yang membayar lebih banyak pajak memprotes. Mereka menaikkan harga jual barangnya sebagai kompensasi atas kerugiannya. Mereka yang tidak membayar pajak akhirnya harus menghadapi biaya hidup yang terus meningkat. Bila seseorang akhirnya bekerja untuk yang lain, dia akan terus-menerus meminta kenaikan gaji untuk memenuhi ongkos hidup yang terus meningkat.

 Moral sudah sangat rendah, tidak ada lagi kesenangan dalam hidup. Tidak juga semangat dalam bekerja. Untuk apa juga? Penjualan sangat sulit. Kalaupun menjual, akhirnya harus membayar pajak. Ini benar-benar sebuah krisis. Dan kelima orang ini saling menuduh satu sama lain bahwa mereka menuntut terlalu banyak sumbangan dari yang lain.

 Suatu hari, Harry, yang duduk merenungkan situasi mereka, akhirnya tiba pada sebuah kesimpulan akhir. Perubahan sejak kedatangan si perancang sistem moneter baru mereka telah merusak segalanya di pulau itu. Tentu saja, mereka berlima juga memiliki kesalahan, tetapi tetap saja sistem dari Oliverlah yang menyebabkan kerusakan terbesar.

 Harry berhasil menjelaskan kepada teman-temannya. Satu demi satu dari mereka akhirnya paham, dan mereka pun memutuskan untuk mengadakan pembicaraan lagi dengan Oliver.

 13. Diperbudak Oleh Oliver

 Pertengkaran hebat pun terjadi.

 “Uang benar-benar kurang di pulau ini kawan, karena Anda mengambilnya dari kami! Kami membayar dan membayar, dan tetap saja kami berhutang sama banyaknya seperti sebelumnya. Kami sudah bekerja dengan sangat keras, tetapi kondisi kami bahkan lebih buruk dibanding sebelumnya. Hutang! Hutang! Yang ada pada kami hanyalah hutang!”

  “Oh, kawan, bicaralah yang masuk akal! Kehidupan kalian sudah lebih baik, terima kasih kepadaku. Sistem perbankan yang baik adalah aset terbaik sebuah bangsa. Tetapi supaya bisa berfungsi maksimal, Anda harus mempercayai bankirnya. Datanglah padaku seperti datang pada ayahmu. Apakah uang yang Anda inginkan? Tidak masalah, simpanan emasku masih cukup untuk menerbitkan ribuan dolar yang lain. Saya akan meminjamkan kepada kalian seribu dolar lagi, Anda tinggal menjaminkan aset Anda kepadaku.”

 “Jadi sekarang hutang kami menjadi $2000! Dan kami harus membayar dua kali lipat bunga sepanjang sisa hidup kami!”

 “Ya, benar --- Tetapi saya akan meminjami kalian lagi saat nilai properti Anda meningkat. Kalian tidak perlu membayar saya apapun selain bunga. Kalian bisa menggabungkan semua hutang kalian menjadi satu, kita akan menyebutnya konsolidasi hutang. Kalian bisa menambah hutang itu, tahun demi tahun.”

 “Dan menaikkan pajak, tahun demi tahun?”

 “Tentu saja, tetapi pendapatan Anda kan juga akan meningkat setiap tahun.”

 “Jadi, semakin pulau ini maju karena usaha kami, semakin besar hutang publik kami!”

 “Iya, emangnya kenapa! Sama seperti di manapun di peradaban yang lain. Tingkat peradaban sebuah komunitas selalu bisa dilihat dari seberapa besar ukuran hutang mereka kepada bankir.”

 14. Srigala Memakan Domba

 “Itukah yang namanya sistem moneter yang sehat, Pak Oliver?”

 “Bapak-bapak, semua uang yang baik adalah berbasis emas, dan muncul dari bank dalam bentuk hutang. Hutang nasional adalah hal yang baik. Ini akan mencegah kalian merasa puas diri. Ini akan membuat pemerintahan manapun lebih bijak, yang diturunkan oleh bankir. Sebagai bankir, sayalah obor cahaya peradaban di pulau ini. Sayalah yang akan mendikte politik dan mengatur standar hidup kalian.”

 “Pak Oliver, kami bukan orang berpindidikan, tetapi kami tidak ingin peradaban seperti itu di sini. Kami tidak akan meminjam satu sen pun lagi dari Anda. Tidak masalah uang baik atapun tidak baik, kami tidak ingin lagi bertransaksi denganmu.”

 

“Bapak-bapak, saya benar-benar kecewa dengan keputusan kalian. Tetapi bila kalian mengingkari perjanjian ini, ingat, saya punya tanda tangan kalian. Bayar saya semuanya – pokok pinjaman dan bunga.”

 “Tetapi itu mustahil, Pak. Kalaupun kami mengembalikan semua uang yang ada di pulau ini, kami masih tidak bisa melunasinya.”

 “Saya tidak bisa membantu. Kalian sudah menandatangani perjanjian ini sebelumnya, bukan?”

 “Berdasarkan isi kontrak, dengan demikian saya berhak menyita semua properti kalian. Kalian harus mentaati apapun yang saya katakan sekarang. Kalian akan terus mengeksploitasi pulau ini, dan terus melayani saya. Sekarang kalian keluar! Dan tunggu perintah dari saya besok.”

 15. Mengendalikan Media

 Oliver tahu pasti siapa yang mengendalikan uang, dialah yang mengendalikan bangsa. Tetapi dia juga sadar, untuk mempertahankan kekuasaan, sangat penting untuk mempertahankan agar masyarakat tetap bodoh, dan terus mengalihkan perhatian masyarakat ke hal yang lain.

 Oliver mengamati bahwa dari 5 orang itu, 2 termasuk konservatif dan 3 adalah liberal.

 Harry, yang termasuk netral di antara mereka berlima, menyadari bahwa mereka semua memiliki kebutuhan dan aspirasi yang sama, menyarankan agar dibentuk sebuah perserikatan bersama, untuk memberikan tekanan kepada penguasa. Serikat semacam ini, tentu saja tidak diizinkan oleh Oliver. Ini akan berarti akhir dari kekuasaannya. Tidak ada diktator dan ahli finansial manapun yang sanggup menghadapi masyarakat yang bersatu, masyarakat yang terdidik.

 Dan dengan demikian, Oliver pun mulai menciptakan perpecahan di antara mereka. Dia membiayai dua jenis Koran. “The Sun” untuk para liberal, dan “The Star” untuk para konservatif.

 

 

Topik umum “The Sun” adalah: Penderitaan terjadi karena kaum pengkhianat konservatif telah menjual kepentingan bersama kepada perusahaan besar. Dan topik umum “The Star” adalah: Hancurnya negara, bisnis pada umumnya, dan hutang publik adalah karena tanggung jawab para liberal.

 16. Sebuah Harta Terapung

 Suatu hari, Tom, saat berada di pantai, menemukan sebuah perahu kosong yang terapung di tepian.

  Di dalamnya, terdapat sebuah naskah yang masih dalam kondisi baik, “Tahun Pertama Kredit Sosial.”

 Dia membacanya dengan teliti, dan akhirnya dengan bahagia berkata, “Inilah yang kita cari! Seharusnya kita memahami hal ini sebelumnya.”

 “Nilai uang datang bukan dari emas, tetapi dari produk di mana uang itu bisa digunakan untuk membeli.”

 

Sederhananya, uang adalah unit akuntansi, berpindah-pindah mengikuti pembelian dan penjualan. Total uang tergantung total produksi.

 Setiap saat produksi meningkat, unit uang pun ikut meningkat. Tidak diperlukan bunga saat uang diciptakan. Kemajuan dinilai bukan dari naiknya hutang publik, tetapi dari dividen yang diciptakan oleh masing-masing individual. Harga barang adalah disesuaikan dengan daya beli dari koefisien harga. Kredit sosial.

 Tom berlari dengan cepat, tak sabar untuk menemui teman-temannya.

 17. Uang – Akuntansi Dasar

 Tom mengajarkan kepada teman-temannya apa yang barusan dikirim oleh Tuhan kepada mereka, kredit sosial.

 “Inilah yang kita perlukan, tanpa si bankir dan emasnya, tanpa perlu untuk melibatkan diri dalam hutang”

 “Saya akan membuka masing-masing sebuah account atas nama kalian semua. Di sisi kanan kolom adalah kredit yang meningkatkan nilai account Anda, dan di sisi kiri adalah debit yang mengurangi nilai account Anda.”

 

“Setiap orang membutuhkan $200 untuk memulai. Tak masalah. Kita menulis $200 di sisi kredit di buku masing-masing.”

 Frank membeli dari Paul sebanyak $10. Kita mengurangi $10 dari Frank, dan menambah $10 ke Paul.

 Jim membeli dari Paul sebanyak $8. Kita mengurangi $8 dari Jim, dan menambah $8 ke Paul.

 Paul membeli dari Frank sebanyak $15. Kita mengurangi $15 dari Paul, dan menambah $15 ke Frank.

 

dst... sama seperti cara uang berpindah tangan sebelumnya.

 Bila seseorang membutuhkan uang untuk meningkatkan produksinya, kita menerbitkan kredit yang diperlukan kepadanya. Setelah dia menjual produk-produknya, dia mengembalikan uang itu ke dana kredit. Demikian juga dengan pekerjaan umum, dibiayai oleh kredit baru.

 Dengan demikian, secara periodik nilai di account masing-masing orang akan meningkat, tetapi tanpa mengambil nilai kredit dari orang yang lain. Uang, dalam cara ini, adalah pelayan manusia, bukan sebaliknya. Inilah dividen nasional.

 18. Bankir Yang Patah Hati

 Komunitas ini sekarang menjadi anggota kredit sosial. Hari berikutnya, Oliver menerima selembar surat dari mereka berlima:

 “Bapak tersayang! Anda telah mendorong kami ke dalam lembah hutang dan mengeksploitasi kami. Kami tidak membutuhkan Anda lagi dalam sistem keuangan kami. Mulai sekarang, kami akan menerbitkan uang kami sendiri, tanpa emas, tanpa hutang, dan tanpa pencuri. Kami akan mendirikan sistem kredit sosial di pulau ini. Dividen nasional akan menggantikan hutang nasional.

 “Kalau Anda memaksa untuk dibayarkan kembali, kami akan membayar Anda semua uang yang Anda berikan kepada kami, tidak satu sen lebih dari itu. Anda tidak bisa mengklaim uang yang tidak Anda ciptakan.”

 Oliver putus asa. Kerajaannya mulai goyah. Impiannya pudar. Apa yang bisa dia lakukan? Segala argumen adalah percuma. Mereka berlima sudah memiliki kredit sosial. Uang dan kredit bukan lagi hal yang misterius bagi mereka berlima, sama seperti Oliver.

  “Oh Tuhan, orang-orang ini sudah menang lewat kredit sosial. Apakah saya sebaiknya meminta maaf kepada mereka? Ikut dalam sistem mereka? Tidak, tidak boleh! Lebih baik saya menyingkir dan menjaga jarak dulu dengan mereka!”

 19. Kebohongan Yang Terbongkar

 Untuk melindungi klaim di masa mendatang oleh Oliver, kelima orang ini memutuskan bahwa Oliver harus menandatangani dokumen bahwa dia telah mengambil kembali semua yang dia miliki sejak dia datang ke pulau ini.

 Maka mereka pun melakukan inventori: perahu, dayung, mesin cetak, dan tentu saja emasnya.

 Oliver harus memberitahukan di mana dia mengubur emasnya. Kemudian mereka pun pergi menggalinya, tanpa perasaan respek yang berlebihan mengenai apa yang sedang mereka cari. Kredit sosial telah membuat mereka memandang rendah emas.

 Mereka mengangkat tong yang berisi emas tersebut. Betapa terkejutnya mereka, emas yang diklaim Oliver ternyata hanyalah berisi batu. Batu!! Mereka telah diperdayai Oliver selama ini.

 “Kita telah mengadaikan semua harta kita demi mendapatkan beberapa lembar uang kertas yang dijamin oleh batu! Ini perampokan, pembohongan!”

 “Hampir saja kita memarahi dan membenci satu sama lain demi kebohongan ini. Dasar setan.”

 Frank yang marah besar pun mengambil kapaknya, dan si bankir pun melarikan diri menuju hutan.

 20. Selamat Tinggal Kepada Pulau

 Oliver kemudian menghilang.

 Tak lama kemudian, sebuah kapal melewati pulau mereka, dan melihat kelima orang ini. Mereka pun mengikuti kapal ini menuju ke tujuan kapal, Amerika Serikat.

 Mereka membawa bersama mereka naskah kredit sosial mereka, yang menyelamatkan mereka dari si ahli finansial licik, Oliver, dan mereka pun berjanji akan berusaha menghubungi managemen yang menulis naskah ini begitu mereka sampai ke Amerika. Mereka sudah bertekad untuk menjadi juru bicara sistem ini.

 ***

 Bayangkan jika 1 orang di atas mewakili 50 juta orang di sebuah negara...*deep thinking*

Minggu, 20 Februari 2011

Senyuman Manis Penakluk Gadis :D

 

Kalimat Sakral Pembuat Halal




Degup jantung serasa tak beraturan, kadang bertambah kencang kadang melambat. Waktu seakan melambat dari biasanya. Jam tujuh kurang seolah tak beranjak dari tempatnya. Ia terduduk di halaman  sebuah rumah istimewa, rumah yang (akan) menjadi saksi sejarah perjalan hidupnya “membunuh” kesendirian, “mengahancurleburkan” statusnya sebagai seorang bujangan.

Wajah tampan yang memesona (menurut dia) di balut setelan kemeja putih lengkap dasi biru bergaris putih dan jas hitam semakin menambah ke-perlente-annya. Celana bahan warna hitam dengan sepatu mengkilat yang baru saja disemir semakin menegaskan kewibawaannya. Tak ketinggalan peci hitam lama ia kenakan di kepalanya.

Keramaian disekitarnya tak bisa ia rasakan, keluarga yang mengajaknya bercanda dengan kata-kata pun tak ia hiraukan, seolah bahasa planet yang tak ia kenali.
Senyum gelisah ia lontarkan ke sekelilingnya sambil sesekali menatap sebuah meja bertaplak putih hijau disertai empat buah kursi biru yang saling berhadapan. Meja yang dikhususkan untuk menjadi tempat “pembunuhan” dan “penghancurleburan” status lajangnya.

Waktu yang seakan melambatpun tak kuasa menahan titah Tuhannya untuk terus berputar. Datanglah sesosok pria gagah dengan senyum lebar, berpeci tua dan berjas membuatnya terlihat rapi d an keren, tapi jelas tak sekeren dirinya (pikirnya). Rupanya ia adalah seorang utusan yang dikirimkan “kerajaan” KUA untuk menjadi “wasit” dalam pertandingannya melawan  ke-bujangan-nya.

Dengan senyuman yang terlihat seperti evil grin bagi dirinya, utusan itu memanggilnya dan memanggil partner yang akan membantunya “mengancurleburkan” status lajangnya. *shock*
Tibalah partner yang dipanggil utusan tadi, seorang wanita berjubah serba putih dihiasi mahkota yang indah bak seorang bidadari dengan wajah yang tampak asing baginya. Ia hanya tertunduk dan tak berani menatap partnernya itu. Ia benar benar shock dengan rasa yang bercampur baur dalam hatinya seperti jus mix fruit dengan taburan mesis dan susu vanilla rasa madu.

Inikah “partner of life ku” ? tanyanya dalam hati, ia masih setengah tak percaya dan terbang bebas dalam lamunan berbatas waktu. “ariesca kamajaya suryaman” ya.. panggilan itu langsung mendaratkannya di bumi dari penerbangannya di alam maya. Ia di minta untuk latihan mengucapkan kalimat sakral itu. Seorang pria tersenyum dan juga terlihat gugup mengajaknya berjabat tangan. Seorang pria yang akan mengantarkannya ke depan pintu gerbang  kemerdekan dengan selamat dan sentosa, adil dan sejahtera. Sejenak ia melihat pria itu, pria paruh baya tapi masih terlihat gagah dengan kumis tipisnya. “hmm… ya, tingkat ke-keren-annya kira-kira sama lah” gumamnya dalam hati.

Setelah beberapa kali latihan, inilah saatnya, saat yang ia tunggu sejak bertahun-tahun yang lalu. Degup jantungnya tak ia rasakan, kegelisahannya semakin menjadijadi walaupun begitu ia tetap berusaha tampil cool, calm dan confident.
“ya ariesca kamajaya suryaman” “ya” “saya nikahkan…………………..………”
“saya terima nikahnya Rosaria Endah Meitasari binti Kadri Riyanto dengan mas kawin tersebut tunai”
“Sah?” ” Sah.. sah… sah…”

Alhamdulillahirobbil ‘alamin… sebuah kalimat sakral pembuat halal tersebut ia ucapkan dalam satu tarikan napas.  Sesaat setelah “terbunuhnya” status bujangan, butiran-butiran cinta tak kuasa ia bendung, kesejukan itu mengalir dari kedua cahayanya. Rasa syukur yang begitu besar pada Robbul izzati yang telah menciptakan mahluk Nya secara berpasangpasangan menghapus kegelisahan dalam hatinya.

Sedikit demi sedikit ia beranikan diri menatap “partnernya” seorang bidadari surgawi yang dikirimkan ke bumi untuk menjadi teman perjuangan hidupnya. Ditatapnya sang bidadari dengan sedikit rasa malu, ia keluarkan jurus andalannya "senyuman manis penakluk gadis" yang memang disiapkan untuk partner of lifenya. *cling…* sang bidadari pun ikut tersenyum tersipu malu (mungkin juga karena geli). Digenggamnya tangan sang bidadari dengan penuh kehangatan dan kelembutan. Terlihat wajah merona yang masih malu-malu menyambut genggaman tangannya.

Bersambung, insya Alloh
-ahad, 9 januari 2011, Sabrang Kulon, Matesih, Karanganyar-

Selasa, 08 Februari 2011

Kapita Selekta Gombalan Suami ^^

ketika cinta menyapa jiwa, maka biasa bermetamorfosa menjadi luar biasa
seorang yang terbatabata dapat berubah menjadi seorang pujangga
seorang yang lemah bisa menjadi sekuat gajah
seorang yang pengecut menjadi seperti tak punya rasa takut.....

seperti itulah rasa cinta mengubah jiwa

well, cukup intronya...
langsung aja ke topik utamanya, kapitaa selekta  Gombalan suami atau lebih tepatnya "usaha suami menyenangkan isteri" :D
karena sy orangnya cukup spontan, kadang rangkaian kata yg diucapkan mengalir begitu saja. tapi jangan minta sy untuk mengulanginya dengan sama persis karena biasanya ga bisa. ^^v
untuk menghindari pudarnya "puisi spontan" begitu saja, maka lebih baik saya tulis dan kumpulkan. mungkin saja bisa dijadikan rayuan buat istri yang lagi ngambek :p

(warning: dilarang digunakan kepada selain isteri)

inilah sedikit dari kumpulan tersebut

waktu subuh bangunin istri:
wahai kabut yang menyelimuti pagi
jangan kau tutupi pandangan sang bidadari
wahai dingin yang mengiringi pagi
jangan kau bekukan raga sang bidadari
wahai lelap yang tersisa dipagi hari
jangan kau buai sang bidadari
wahai kabut, dingin, lelap yang merengkuh pagi
jangan kau lalaikan bidadari dari mengingat sang Ilahi

dalam dialog
di taman langit hamparan bunga berwarna warni nan beraroma warni bertanya padaku
"wahai pemuda! bukankah tak ada yang lebih indah daripada kami?
aku terdiam sejenak, kemudian tersenyum
"tentu saja ada, wajah terang terbasuh wudhu layaknya bulan dikala purnama,
akhlaknya yang mulia melebihi keanggunan sejuta bunga,
tutr sapa yang terjaga dan penampilannya yang bersahaja sungguh sangat memesaona"
"siapa dia?" tanya mereka
"ia adalah isteriku, bidadariku"

"aku tak bisa mendefinisikan cinta
karena ia terlalu rumit untuk diuraikan dengan katakata
tapi ia begitu sederhana
untuk dirasakan dalam jiwa
untuk dibuktikan dalam tindak yang nyata
sesederhana senyuman ceria diwajahmu yang memesona"
"bila dituliskan dalam kata
maka tak kan cukup sejuta pena
bila diucapkan dengan lisan
maka tak kan sanggup lidah bertahan
itulah Cinta, tak sekadar kata biasa
ia penuh rasa, penuh makna"


"jika cinta tak lagi merah muda
yakinlah ia hanya berubah warna menjadi merah tua
bukan perlahan pudar lalu menghilang
melainkan bertransformasi dalam jiwa
dari canda gurau ceria menjadi tanggung jawab penuh arti
dari sifat penuh manja menjadi komitmen kokoh dalam hati"

waktu jauh dari isteri
"apa arti dari sebuah kerinduan?
mungkin hanya sepasang hati terikat yang terpisah jarak yang dapat menjelaskannya
atau bahkan mungkin ia sendiri tak dapat menjelaskannya, karena hanya bisa dirasakan dalam jiwa, diuraikan oleh air mata atau bayang yang seolah nyata"

yaks, cukup sekian dulu untuk saat ini... ^^v

Senin, 07 Februari 2011

Kesempatan Beramal ^^




ada acara di almamater SMA ane.
SMA N 1 Bogor
namanya Mentoring fair, selengkapnya baca aja di foto ini ya...
Mudah2an ada yang tertarik untuk beramal sholeh dengan memberikan kontribusi pada acara ini.

: : assalaamu`alaykum wr wb : :

Aa2 Teteh2 di manapun Anda berada,,

Di akhir kepengurusan FORKOM ALIMS kali ini, kami berencana mempromosikan mentoring besar2an di sekolah loh! Acaranya bernama

: : : Mentoring Fair : : :


Rangkaian acaranya insyaaLlaah berlangsung dari tanggal 11 - 12 Februari 2011 bertempat di Aula SMANSA. Karena beberapa tujuan dari acara ini adalah untuk memberikan nuansa yang berbeda dan menarik terhadap mentoring serta sebagai momentum perubahan diri, kegiatan2 yang ada di acara ini berbeda dari mentoring reguler loh!

Panitia ikhwan sudah menyiapkan tabligh dengan tema ``Saksikan bahwa Aku Seorang Muslim`` serta rubrik hadits

Sedangkan suguhan bagi mentee akhawat adalah talkshow ``Cantik, Islami, Percaya Diri, Itu Aku`` yang akan dibawakan oleh Okki Setiana Dewi (yupp, betul, pemeran Ustzh. Ana di KCB), GEBRAKS (gerakan berbagi jilbab untuk smansa), lomba essay (tema: jilbab, identitas muslim, dan aktualisasi muslimah), plus penobatan ``Jilbab Ambassador``

Selain itu, juga ada stand MoU (Mentoring on-line for U) dan stand sponsor

Aa2 Teteh2 tertarik untuk memanfaatkan kesempatan beramal via ``Mentoring Fair``???
Berbagai macam bala bantuan insyaaLlaah kami terima,, mulai dari doa (pasti itu mah :D big grin),, barang2 yang menunjang jalannya acara (jilbab,, publikasi,, konsumsi,, etc),, hingga donasi yang bisa dikirim ke BNI Syariah cabang Bogor 0206556703 a.n. Astrid Fauzia
(konfirmasi ke 0857 100 50 240 ya :D big grin)

Keterangan lebih lanjut bisa dilihat di attachment email ini
Kalau konten acara ada yang kurang jelas,, bisa menghubungi
Ayu (0858 8542 9919)
Fajar (0856 9517 8778)
Kalau ada yang mau bertanya2 seputar pendanaan,, bisa menghubungi
acid (0857 100 50 240)

Jazakumullaah khairan katsir atas perhatian dan partisipasinya yah,, Aa2 n Teteh2 :)) laughing

wassalaamu`alaykum wr wb
terima kasih :) :) :)

bila dituliskan dalam kata maka tak kan cukup sejuta pena bila diucapkan dengan lisan maka tak kan sanggup lidah bertahan itulah Cinta, tak sekadar kata biasa ia penuh rasa, penuh makna...